Tuesday, June 11, 2024

Assalamu alaikum Jamaah, Sekilas Sejarah Masjid Nurul Ilmi

Assalamu alaikum Jamaah Masjid Nurul Ilmi

Masjid diartikan sebagai lahan yang kepemilikannya bersifat umum dan tidak pribadi, yang dijadikan sebagai tempat khusus untuk ibadah. Kepemilikan masjid dipandang sebagai milik Allah dengan tujuan sebagai tempat salat. Termonologi masjid secara khusus ialah tempat pelaksanaan salat lima waktu. Dalam pengertian ini, musala dan tempat pelaksanaan yang khusus untuk salat Id tidak dikategorikan sebagai masjid. Berdasarkan terminologi ini, tempat bagi fakir miskin dan madrasah juga tidak dimasukkan dalam kategori masjid. Pada tempat-tempat ini, hukum-hukum yang berlaku pada masjid tidak dapat diberlakukan. (Sumber: Adil, Abu Abdirrahman (2018). Mujtahid, Umar, ed. Ensiklopedi Salat. Jakarta: Ummul Qura)

Sebagai tempat ibadah kaum muslimin, masjid memiliki peran strategis dalam pertumbuhan peradaban umat Islam. Yaitu, bukan hanya sebagai tempat menunaikan ibadah shalat, tetapi juga berperan sebagai pusat pendidikan dan penyebaran syiar Islam. Kemudian, juga dapat digunakan sebagai tempat menyelesaikan berbagai persoalan umat, masjid juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat. Tempat menanamkan nilai-nilai kebajikan dan kemaslahatan umat manusia. Selain itu, masjid juga dapat digunakan sebagai tempat untuk membangun ekonomi dan kesejahteraan umat.


Web ini sebagai media informasi dan komunikasi jamaah masjid dan pihak terkait dengan masjid Nurul Ilmi Bu'nea Kel. Bontonompo Kab. Gowa.

Sekilas Sejarah Singkat Masjid Nurul Ilmi Bu'nea Kelurahan Bontonompo Kab. Gowa. Nama Nurul Ilmi diinspirasi dari nama Masjid Kampus IKIP/UNM Makassar yang bernama Masjid Nurul Ilmi. Mushallah ini dibangun di atas tanah Prof. Drs. Kadir Suma di halaman rumah beliau yang ada di Dusun Bu'nea Kelurahan Bontonompo Kabupaten GowaProf. Drs. Kadir Suma pernah menjabat Wakil Rektor 1 Bidang Akademik UNM.

Nampak di prasasti pertama Mushallah ini diresmikan pada tangal 17-7-1977.



Karena jumlah jamaah makin banyak. Mushalla Nurul Ilmi tidak bisa langi menampung jamaah. Berdasarkan musyawarh pengurus dan jamaah diusulkan ke Keluarga Prof. Kadi Suma untuk memperluas Masjid. Pada tahun 2001 M di resmikan sekaligus berubah nama menjadi Masjid Nurul Ilmi.